You're more than just a friend
So we can just stop pretending now
Gotta let you know somehow
Sungguh, cafe tempat biasa aku kunjungi yang penuh orang lalu lalang mendadak terasa hening. Sejenak badanku serasa dingin ketika tangannya menyentuh punggung tanganku yang sedang mengetuk-ngetukkan ponselku di meja berisi dua cangkir kopi setengah habis, seporsi jamur crispy ukuran besar kesukaanku, tempat kami duduk menunggu. Menunggu waktu.
"I can't hold this longer. I have no other time," Ido memecah keheningan kemudian. Baiklah, wajahku mulai memanas. Sepertinya ini bukan lelucon.
"Apa?" aku mencoba tersenyum. Memasang muka malas, seperti biasa ketika dia memasang aksi drama Romeo-Julietnya.
"This song really push me to say it. Now." Ido masih memainkan punggung tanganku. Aku diam. Tak membalas ataupun melepas genggamannya.
"I heart you, Ara. You're more than just a friend," sambungnya sambil menundukkan wajah. "Will you be mine?" tanyanya lantang sedetik kemudian. Matanya menatap tajam.
We used to say
That we would always stick together
But who's to say
That we could never last forever
"Ah Ido, it's just a matter of time. Kamu hanya terbawa suasana. This song. A farewell. And it's only me that take you to this cafe. I heart you too dear, for sure. But.....you always knew the answer," aku tersenyum. Mempersembahkan senyum terbaikku.
Ido tersenyum. Tanpa melepas tanganku sedetikpun. "And i will ask it again later..."
So we can just stop pretending now
Gotta let you know somehow
Sungguh, cafe tempat biasa aku kunjungi yang penuh orang lalu lalang mendadak terasa hening. Sejenak badanku serasa dingin ketika tangannya menyentuh punggung tanganku yang sedang mengetuk-ngetukkan ponselku di meja berisi dua cangkir kopi setengah habis, seporsi jamur crispy ukuran besar kesukaanku, tempat kami duduk menunggu. Menunggu waktu.
"I can't hold this longer. I have no other time," Ido memecah keheningan kemudian. Baiklah, wajahku mulai memanas. Sepertinya ini bukan lelucon.
"Apa?" aku mencoba tersenyum. Memasang muka malas, seperti biasa ketika dia memasang aksi drama Romeo-Julietnya.
"This song really push me to say it. Now." Ido masih memainkan punggung tanganku. Aku diam. Tak membalas ataupun melepas genggamannya.
"I heart you, Ara. You're more than just a friend," sambungnya sambil menundukkan wajah. "Will you be mine?" tanyanya lantang sedetik kemudian. Matanya menatap tajam.
We used to say
That we would always stick together
But who's to say
That we could never last forever
"Ah Ido, it's just a matter of time. Kamu hanya terbawa suasana. This song. A farewell. And it's only me that take you to this cafe. I heart you too dear, for sure. But.....you always knew the answer," aku tersenyum. Mempersembahkan senyum terbaikku.
Ido tersenyum. Tanpa melepas tanganku sedetikpun. "And i will ask it again later..."
No comments:
Post a Comment