June 14, 2013

it's about maturity


Maturity alias kedewasaan. Yup itu satu kata yang mewakili sikap dan sifat seseorang apabila udah saatnya *cailah bahasa gue agak elit*, okeskip. Jadi apa yang lorang pikirkan ketika lo denger kata-kata semacam itu? Apa langsung introspeksi diri (bagi yang sadar umur) udah dewasa apa belum. Apa Cuma mikir halah kedewasaan itu gak penting.

Banyak orang yang umurnya udah semakin tua tapi gak seriring dengan kedewasaannya. Emotional-nya masih ingusan alias pikirannya masih kekananak-kanakan, gak mencerminkan banget sama umurnya. Dan banyak juga anak-anak yang masih dibawah umur (17th kebawah) yang pemikirannya udah ngelebihin orang dewasa. Duh itu maksudnya apa ya? Umm gini, misalnya ketika dia ngasih argumen atau pemecahan suatu masalah. Opini yang dikasih itu emang bener-bener tepat, bener-bener bisa mecahin suatu permasalahan. Dan bagi orang-orang yang masih dibawah umur tapi kedewasaannya udah matang it’s no problem, bukan suatu masalah, malah harusnya disyukuri karena sejak dini sudah bisa berpikir kritis, realistis untuk suatu masalah.

Iya. Getting older is a must, but growing up is an option. Itu kutipan kata-kata dari buku yang pernah gue baca. Jadi maksudnya gini, makin tua itu memang sesuatu yang selalu kita alami, something that all of us will undergo, but growing up and have the maturity to deal with life is not something that can’t be arranged by a schedule. Kedewasaan itu gak diliat dari umur, buktinya itu tadi banyak orang tua yang belum dewasa dan banyak remaja yang kedewasaannya udah matang.

Banyak dari kita yang gapernah grow up, that countless individuals who may be financial and professional giants are, in many aspects, still emotional midget.

Hmm. Gue yang udah beropini semua itu, gue kudu mempertanyakan itu semua dari diri gue. Umur makin tua tapi udah dewasa belum zu?

Menurut gue dari pengertian kedewasaan:
Kata senior gue, kedewasaan itu mampu mengendalikan kesabaran dan kemarahan, mampu menjaga perasaan orang lain dalam benaknya, dan berusaha membatasi sikap egois, dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Hm gue kudu ngaca dalem-dalem. Apa iya gue udah memenuhi semua itu?

Another words about maturity.
1. maturity is the ability to control anger and settle differences without any violation or desctruction. Lha yang ini, gue masih suka esmosi kalo digangguin adik-adik gue.
2. maturity is patience, the willingness to pass up immediate pleasure in favor of the long term gain. Nah yang ini insyaAllah udah bisa dikit-dikit walaupun kadang masih ngeluh.
3. maturity is perseverance and unselfishness, sweating out a project in spite of opposition and discouraging setbacks and responding to the needs of others. Kalo yang ini sih kata psikolog yang waktu itu pernah gue tanyain, gue udah cukup menguasai kok kalo yang ini. Alhamdulillah.
4. kedewasaan itu kemampuan untuk menghadapi unpleasantness and dissapointment without becoming bitter. Hm yang ini insyaallah diusahakan ya.
5. Maturity is humility. Yang berani ngungkapin “Sorry, gue salah” kalo emang abis berbuat salah.
6. maturity means dependability, integrity, keeping one’s word. Bukan yang suka telat atau males-malesan ngerjain sesuatu alias setenga hati gitu melakukan sesuatu. Insyaallah yang ini nggak kok.
7. nah terakhir nih, maturity is the ability to live in peace with that which we can’t change. Nah ini nih impian gue dimasa depan.

Jadi intinya kedewasaan itu gak hanya fisik, tapi liat mentalnya, the way of thinking-nya, emosionalnya. Kutipan buku yang gue baca sih gini “maturity determines our future, our dreams and our lives.”

Gue? Masih dipertanyakan. Tapi insyaallah masih dalam proses kok.

No comments:

Flickr