Selepas malam menggelayur gelap.
Sepiku merambah bayangmu.
Beranjak pekat dalam kubang rindu yang tiba-tiba menghayutkanku.
Untuk mendesiskan namamu, dan mencipta wajahmu seketika.
Tapi kenapa hanya kosong yang kudekap?
Jejak rinduku berkelok pongah di ujung keakuannya.
Tanda cintamu masih saja berpihak kepada langit semu.
Memaksa rinduku menepi dalam basi.
Sepertinya, tak ada yang tersisa dariku selain rasa yang menjerit dalam bejana asa yang merapal sedih.
Mata terantuk kosong, bibir kelu tanpa sapa.
Dan sekujur tubuh lunglai dalam kepasrahan pilu.
Mungkinkah semua akan menciumi kefanaan dan berakhir sia-sia?
Jika iya, lebih baik aku pergi dan memuja sepi untuk yang kesekian kalinya.
No comments:
Post a Comment