he sent me this copied poem from magazine last night. well actually he's not even poetic at all. hahaha.
Wahai hati yang terluka
Bukalah hatimu yang tertutup untukku
Bukakan pintu maafmu yang sempat terkunci karena luka itu
Kejarlah asa yang selama ini kau simpan
Yang selalu kau ceritakan kepada sang malam
Dan bintang di tengah kesendirianmu
Wahai hati yang terluka
Maaf atas luka yang kugoreskan ke dalam hatimu
Telah kutuliskan perasaanku pada bait-bait puisi ini
Karena bibirku terkunci dalam kebisuan luka yang perih
Rasakan dan resapi betapa indahnya luka itu
Luka yang mengajari aku akan suatu makna dalam cinta
Karena tak selamanya luka itu pedih walau hati ini hitam
Namun luka itu telah mengubah hitam menjadi rona pelangi yang indah
Wahai hati yang terluka
Bukalah hatimu yang tertutup untukku
Bukakan pintu maafmu yang sempat terkunci karena luka itu
Kejarlah asa yang selama ini kau simpan
Yang selalu kau ceritakan kepada sang malam
Dan bintang di tengah kesendirianmu
Wahai hati yang terluka
Maaf atas luka yang kugoreskan ke dalam hatimu
Telah kutuliskan perasaanku pada bait-bait puisi ini
Karena bibirku terkunci dalam kebisuan luka yang perih
Rasakan dan resapi betapa indahnya luka itu
Luka yang mengajari aku akan suatu makna dalam cinta
Karena tak selamanya luka itu pedih walau hati ini hitam
Namun luka itu telah mengubah hitam menjadi rona pelangi yang indah
No comments:
Post a Comment