Hai.
Hai kamu. Kamu yang tentunya tidak merasa bahwa hari ini ada seseorang yang tanpa dikehendaki memperingati perayaan 7 bulan Dikhianati. Kamu yang tentunya cuma merasa tanggal 16 Mei tak lebih dari sekedar hari Rabu.
Hai kamu. Itu suratku yang seharusnya aku kirimkan tujuh bulan yang lalu. Syukur kalau kamu mau baca. Kalau tidak, ya sudah biasa. Siapalah saya.
Hai kamu. Hari ini tujuh bulan yang lalu, seperti dalam surat, itulah perasaanku. Mencintaimu tanpa alasan. Bertubi-tubi mengasihi orang yang kuanggap paling layak dikasihi. Ternyata cinta kasih yang salah.
Hai kamu. Hari ini tujuh bulan yang lalu. Sakitnya masih sama. Persetan dengan “move on”. Aku sudah terbiasa hidup tanpamu, aku sudah memaafkanmu, tapi aku belum bisa melupakan rasa sakit setiap aku melihat bekas luka yang kau tinggalkan, di sini: di hati.
Hai kamu. Tahukah kamu, hari ini aku memperingati tujuh bulan Perayaan Dikhianati.
Happy Anniversary, Zu!
Hai kamu. Kamu yang tentunya tidak merasa bahwa hari ini ada seseorang yang tanpa dikehendaki memperingati perayaan 7 bulan Dikhianati. Kamu yang tentunya cuma merasa tanggal 16 Mei tak lebih dari sekedar hari Rabu.
Hai kamu. Itu suratku yang seharusnya aku kirimkan tujuh bulan yang lalu. Syukur kalau kamu mau baca. Kalau tidak, ya sudah biasa. Siapalah saya.
Hai kamu. Hari ini tujuh bulan yang lalu, seperti dalam surat, itulah perasaanku. Mencintaimu tanpa alasan. Bertubi-tubi mengasihi orang yang kuanggap paling layak dikasihi. Ternyata cinta kasih yang salah.
Hai kamu. Hari ini tujuh bulan yang lalu. Sakitnya masih sama. Persetan dengan “move on”. Aku sudah terbiasa hidup tanpamu, aku sudah memaafkanmu, tapi aku belum bisa melupakan rasa sakit setiap aku melihat bekas luka yang kau tinggalkan, di sini: di hati.
Hai kamu. Tahukah kamu, hari ini aku memperingati tujuh bulan Perayaan Dikhianati.
Happy Anniversary, Zu!
No comments:
Post a Comment