May 10, 2013

#1 #UPA



Jika cinta bergantung pada paras, waktu akan memutuskan cinta seiring bertambahnya usia. 
Jika cinta didasarkan atas harta, mekanisme pasar akan menentukan pasang surutnya cinta.
Jika cinta dimulai dari kagum, seiring kedekatan, cinta akan hilang karena telah terbiasa.
Jika cinta diretas dengan kasihan, cinta takkan bertahan dalam senang, lekang dimakan bahagia.

Cinta punya banyak pintu, yang terbaik memang klise. Mencintai karena Allah, mencintainya karena Allah mencintainya.
Dengan jaminan “cinta karena Allah” setiap helaan napas kehidupan pastilah sama. Mengalir syahdu dalam kanal cinta yang dibatasi Allah.
Dengan jaminan “cinta karena Allah”, cinta akan bertahan selama Allah ada. Karena Dia yang menjaminnya, memeliharanya, dan menyuburkannya.
Cukup “cinta karena Allah”, dua insan yang tak pernah jumpa akan selaras. Tak perlu banyak cakap setara pacaran namun miskin isi.

Hanya “cinta karena Allah” yang mempu membuat suami segarang apapun tunduk patuh. Hanya karena ucapan istri “Rasulullah SAW begini dan begitu.”
Hanya “cinta karena Allah” yang dapat membuat keluh kesah istri berubah jadi senyum. Saat dikatakan “Rasulullah SAW memerintah istri begini dan begitu.”

Ya Allah, aku mencintai mereka karena-Mu. Karenanya aku tinggalkan mereka dalam peraduan di bawah pengawasan-Mu dan rahmat-Mu.
Ya Allah, aku mencintai mereka karena-Mu. Karenanya aku berusaha membuktikan tiada yang lebih penting daripada urusan-Mu.
Maha Suci Allah yang mengaruniakan cinta dalam setiap hati kaum Mukmin dan Mukminah.

No comments:

Flickr