September 1, 2012

Bali, 2011.

Malam ini malam minggu. Angin malam ini begitu kencang. Hordeng kamar saya dari tadi berterbangan seperti diterpa badai. Saya yang memang mudah kedinginan ini, daritadi merasakan dinginnya angin malam. Saya yang berada dikamar sejak tadi saja merasakan dinginnya seperti ini, apalagi kalau saya mencoba untuk keluar rumah? Mungkin saya akan menggigil kedinginan. Cuaca beberapa hari belakangan ini memang cukup dingin. Mungkin sudah peralihan dari musim kemarau. Yah, semoga kalau ini memang benar musim pancaroba, semoga tidak terjadi apa-apa dengan saya. karena biasanya kalau lagi musim pancaroba, saya sering batuk dan pilek. Yaa semoga tidak deh.

Hmm.. kalau ingat tentang malam dengan angin kencang, saya jadi ingat saat saya bersama kamu di Bali, Desember 2011. Tepatnya 26 Desember 2011, hari Senin. Saat itu saya mengenakan baju yang mungkin lebih mirip dress selutut warna coklat dan bawahannya celana hitam tipis sampai tumit. Sedangkan kamu saat itu memakai kemeja warna putih dan celana jeans warna biru muda tidak lupa dengan kacamatamu, dan kamu juga memakai udeng khas Bali warna biru. Ya, pakaianmu saat itu memang good-combination. Saya suka.

Hari itu kita ke Pantai Kuta setelah kita mengunjungi Istana Presiden. Tapi momen kita memang dimulai dari Pantai Kuta kok. Jadi jangan salahkan saya kalau saya menceritakannya mulai dari Pantai Kuta.

Saya ingat, kita sampai pantai kuta itu memang sudah agak sore. Sengaja ingin lihat sunset. Ya mungkin sekitar pukul 16.00 WITA. Kita bermain-main air dan foto-foto bersama. Apa kamu ingat awalnya kamu canggung untuk foto-foto bersama saya, tapi akhirnya malah jadi sering foto sama saya disana. Sore itu cerah sekali, seperti suasana hati saya yang begitu ceria karena bisa liburan denganmu ke Bali. Sebenarnya bukan hanya sama kamu saja sih, kan sama teman-teman juga. Tapi untuk tulisan saya kali ini, saya hanya memfokuskan pada dirimu.

Oya di folder saya masih banyak sekali foto-foto kita saat di Bali. Saat di Pantai Kuta, kita foto-foto dengan segala macam gaya. Ada yang sambil lompat, ada yang sambil duduk, ada yang biasa saja, ah pokoknya banyak deh. Dan saya tidak sengaja memotretmu saat kamu menulis namamu di pasir di pantai itu. Kamu terlihat tampan saat menulis namamu disana. 

Sepertinya keceriaan saya sore itu bersamamu (dan teman-teman) tidak tertandingi. Saat itu saya sungguh bahagia. Oya apa kamu ingat kita semua menggulung celana kita supaya tidak basah kena ombak? Haha walaupun celana saya sudah digulung sampai selutut, ujung baju saya masih ada yang basah juga. Sungguh ombak yang menakjubkan yang membasahi baju saya. Topi pantai yang saya kenakan waktu itu juga hampir terbang. Dan syal hitam yang saya pakai malah terbang beneran. Persis seperti kertas yang terbang terkena angin yang kencang. Untung masih bisa tertangkap. Hehehe.

Seingat saya, kita di Pantai Kuta tidak sampai maghrib karena kita harus segera menyudahkannya karena kita harus segera mencari kendaraan umum untuk mencapai tempat parkir. Ya tak apalah, saya cukup puas kok saat itu.

Dan setelah itu kita segera menuju salah satu restaurant. Dan kita pun menuju ke Jimbaran Beach untuk dinner. Wah sungguh tempat yang romantis. Makan di pinggir pantai secara langsung tanpa dibatasi dinding maupun bilik. Pantai hanya berjarak tidak sampai sepuluh meter dari meja kita. Hamparan pemandangan malam di pantai yang sungguh menakjubkan.

Suasana saat itu memang sangat romantis. Sangat cocok untuk menyatakan perasaan seorang laki-laki kepada perempuan yang dicintainya. Apalagi ditemani dengan sebuah lilin kecil yang hampir meredup diterpa angin malam yang sangat kencang. Wah... sangat romantis.

Saat itu kita dinner berhadapan di meja yang paling ujung, meja yang paling dekat dengan bibir pantai. Itu sekitar pukul 21.00 WITA. Angin malam yang semakin kencang saat itu membuat saya kedinginan karena baju saya basah saat kita bermain di Pantai Kuta. Saya tidak sempat ganti baju karena saya juga tidak bawa salinan. Saya juga tidak membawa jaket. Lengkaplah kedinginan saya waktu itu.

Saya ingat, saya agak sedikit nyinyir kepada diri sendiri karena saya tidak bawa jaket, dan kamu memarahi saya karena saya tidak bawa jaket. Kamu bilang begini, "makanya tadi bawa jaket, udah tau udaranya dingin, malah ngga bawa jaket, jadi kedinginan kan sekarang..." Dan saya saat itu diam saja saat kamu ceramahi. Jujur, saya selain kedinginan, saya juga kelaparan saat itu. Mungkin itu efek karena saya kedinginan, dan perut saya menjadi lapar yang sangat lapar. Untung makanan segera datang. Namun sialnya, lilin diantara kita malah mati terkena angin yang semakin kencang. Dan saya makan pun gelap-gelapan, hanya diterangi lampu hape yang sudah lowbatt.

Kita dinner cukup lama. Sambil menghabiskan malam disana sambil mengobrol dengan teman-teman yang lain. Tak lupa juga untuk mengambil beberapa foto yang bisa diabadikan. Sungguh lengkap kebahagiaan saya malam itu karena selalu didekatmu. Kamu yang saat di Pantai Kuta jadi kameramen mendadak untuk memotret saya dan teman-teman, eh di Jimbaran Beach juga jadi kameramen mendadak. Hahaha.

Terima kasih ya untuk seharian itu. Terima kasih juga untuk nasihatmu kepada saya. Saya janji saya akan selalu membawa jaket jika cuaca sedang tidak bersahabat atau sedang berhawa dingin supaya saya tidak kedinginan. Seharian bersamamu saat itu di Pantai Kuta dan di Jimbaran Becah yang membuatku bahagia. Seharian bersamamu saat itu yang tak terlupakan.

You're unforgettable. As we go on, we remember all the times we had together. And as our life changes, come whatever. Our memories will always linger in my mind. Thanks for all the joys you made for me that could make me know what happinesses are. Thanks for sorrows that we ever had, that could make me know how to struggle in life. Thanks for all :)



No comments:

Flickr