September 2, 2012

simply love

Bukankah terlalu sulit untuk melepaskan seseorang yang kamu cintai sepenuh hati?
Tapi bukankah lebih sulit untuk melihatnya mati karena ketidakbahagiaannya di sisi?
Siang itu, salah seorang teman sekelasku sempat berkata di sela ceritanya..
“Aku lebih baik ditinggal mati olehnya dibanding ditinggal untuk kemudian melihatnya bersama yang lain seperti saat ini. Aku terlanjur mencintainya setengah mati..”
Mimiknya suram dan hampir menangis.
Aku tau dia begitu sakit melihat orang yang ia cinta berpaling menjatuhkan hati pada yang lain.
Aku terdiam, merenungi perkataannya sesaat, hingga ia melanjutkan kembali dengan sebuah pertanyaan..
“Jika kamu jadi aku, katakan apa yang akan kamu lakukan.
Pasti kamu akan mengatakan hal yang sama kan?”
Seketika rasa ngilu menyeruak tepat dari dalam dadaku. Butuh satu hela napas panjang sebelum aku menjawabnya..
“Jika aku mencintai seseorang setengah mati, demi apapun aku lebih ingin dia tetap hidup meski bersama yang lain dibanding harus membiarkan diriku melihatnya mati di sisiku..
Jika aku mencintai seseorang sepenuh hati seperti yang kamu katakan kamu rasakan, demi apapun aku akan memohon pada Tuhan untuk membiarkanku mati hari ini jika ia telah dituliskan mati esok hari…
Jika aku mencintai sepenuh hati,
aku tak peduli seberapa terlukanya aku akibat merelakannya pergi demi mendapatkan kebahagiaannya yang lain lagi..”
Ada hening yang begitu sunyi tak lagi bersembunyi dari seorang teman yang lima menit lalu menggebu dengan definisi cintanya sendiri.
Lagi, aku menarik napas dalam sebelum meneruskan kata-kataku..
“Dan hanya jika kamu benar mencintainya sepenuh hati seperti yang kamu katakan, kamu pasti akan melihat cinta dari sisi yang sama denganku..”

No comments:

Flickr