August 29, 2012

Open Your Heart

Banyak orang yang bilang, cinta begitu sulit ditebak. Ia bagaikan burung yang menari-nari di sekeliling kita, mengepakkan sayapnya yang penuh warna, memikat dan menarik hati kita untuk menangkapnya.

Saat kita begitu menginginkan cinta dalam genggaman, ia terbang menjauh. Namun saat kita tidak mengharapkan, cinta hadir tanpa diundang. Kita pun tidak bisa memaksakan cinta sekehendak hati kita. Memang, cinta adalah fenomena hati yang sulit dimengerti.

Sebenarnya kita tidak perlu memeras otak terlalu keras untuk mengerti cinta, bahkan semakin keras kita memikirkan cinta, semakin lelah pula kita. Cinta adalah untuk dirasakan, bukan dipikirkan. Yakinlah bahwa cinta yang kita inginkan akan datang pada saat yang tepat. Namun bukan berarti kita hanya duduk menanti cinta.

Sebarkanlah cinta. Pada keluarga, sahabat-sahabat kita, dan sesama. Dengan memberikan cinta, maka kita telah mengundang cinta untuk datang. Kita hanya perlu membuka hati. Biarkan kecantikan hati kita memancar, memesona cinta-cinta yang terbang di sekeliling kita untuk akhirnya hinggap dan bersemayam di hati kita selamanya.

Open your heart, then it will find its own way.



sumber : #belakanglks

August 25, 2012

surat cinta ke-3

Archimedes dan Newton tak akan mengerti Medan magnet yang berinduksi di antara kita.
Einstein dan Edison tak sanggup merumuskan E=mc2 Ah tak sebanding dengan momen cintaku.

Pertama kali bayangmu jatuh tepat di fokus hatiku nyata, tegak, diperbesar dengan kekuatan lensa maksimum.
Bagai tetes minyak milikan jatuh di ruang hampa Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro…

Walau jarak kita bagai matahari dan Pluto, saat aphelium amplitudo gelombang hatimu berinterfensi dengan hatiku.
Seindah gerak harmonik sempurna tanpa gaya pemulih, bagai kopel gaya dengan kecepatan angular yang tak terbatas.

Energi mekanik cintaku tak terbendung oleh friksi Energi potensial cintaku tak terpengaruh oleh tetapan gaya.
Energi kinetik cintaku = 1/2mv. dengan volume yang tak tertandingi.
Bahkan hukum kekekalan energi tak dapat menandingi hukum kekekalan di antara kita.

Lihat hukum cinta kita.
Momen cintaku tegak lurus dengan momen cintamu menjadikan cinta kita sebagai titik ekuilibrium yang sempurna dengan inersia tak terhingga, takkan tergoyahkan impuls atau momentum gaya.

Inilah resultan momentum cinta kita


Salam,
Aku,
Sang ilmuwan cinta

Aku tak punya rindu yang jika mungkin ingin ku sampaikan, atau ingin ku jadikan nyata. Aku hanya punya rindu yang tanpa jika, tanpa mungkin, dan tanpa ingin.

#TipsPacaranLanggeng

ini dia beberapa tips pacaran langgeng yang saya kutip dari suatu akun twitter. berhubung saya gak punya pacar. ya hanya berbagi saja ya. let's check!^^
 
1. Cintai dia apa adanya, jangan karena fisik atau karena harta.
2. Terima segala kekurangan dia  seperti dia menerima segala kekurangan kamu.
3. Pengertian adalah salah satu kunci karena dengan perngertian kalian berdua bakal menjadi dewasa.
4. Cemburu boleh karena cemburu adalah tanda sayang terhadap pasangan, tapi jangan berlebihan.
5. Jangan pernah besar-besarin masalah sehingga tidak ada yang menyulut emosi.
6. Komunikasi adalah media yang tepat ketika ada masalah, kalo km dia dia dieam kapan selesainya.
7. Ketika sedang jenuh sama pola pacaran, coba cari tempat-tempat hangout baru biar gak jenuh lagi.
8. Jangan pernah marah ketika dia tidak memberi kabar, mungkin dia sibuk jadinya belum beri kabar.
9. Kasih dia kepercayaan agar dia punya tanggunh jawab atas itu, jadi kamu gaperlu khawatir lagi.
10. Jaga kepercayaan yang dia kasih buat kamu, supaya dia selalu percaya sama apa yang kamu lakukan.
11. Berpikir positif ketika dia tidak memberimu kabar / tidak mengajakmu jalan / dia sedang sibuk sama dunianya.
12. Jangan ngekang dia, karena semakin kamu ngekang dia semakin dia mau lepas dari kamu.
13. Jangan pernah melarang dia bergaul sama temen-temennya karena itu bakal buat hubungan gak sehat .  
13.a. karena sebelum jadi pacar kamu dia sudah punya temen-temennya, gamungkin dia lepas dari mereka. 
14. Lepaskan dia dengan kepercayaan karena dengan itu hubungan bakal sehat bukan malah ngekang dia.
14.a. lepaskan dalam arti dia boleh main sama temennya, boleh ikutin hobbynya dan boleh sama dunianya
14.b. karena sebelum pacaran sama kamu, dia udah punya temen/hobby/dunia nya sendiri, kamu jangan rusak itu.

15. Kamu harus bisa tau apa yang dia mau, harus belajar buat peka dengan cari tau itu .
15.a. seperti liat perubahan dia, stalking twitter dia karena dengan itu kamu bakal tau dia kenapa.
15.b. atau kata lain kamu peka sedikit terhadap dia, membuat dia senang adalah proses pacaran yang awet.
16. Jangan pernah beri dia janji kalo kamu gabisa nepatin, itu membuat dia gapercaya sama kamu.
17. Kamu jangan pernah maksa dia buat ngelakuin yang dia tidak mau, itu hanya buat dia ga nyaman sama kamu.
18. Belajarlah menjadi humoris, supaya bisa jadi moodbooster dia ketika dia lagi badmood.
19. Jangan pernah kecewaim dia, karena itu hanya membuat dia males percaya sama kamu lagi
20. Jangan suka ngambek / nangis karena itu bikin dia males sama kamu.



August 18, 2012

Cinta Pertama

First LOVE

Every one can see  
There's a change in me  
They all say I'm not the same 
Kid I used to be  

Don't go out and play  
I just dream all day  
They don't know what's wrong with me  
And I'm too shy to say  

It's my first love  
What I'm dreaming of  
When I go to bed  
When I lay my head upon my pillow  
Don't know what to do  
My first love  
Thinks that I'm too young 
He doesn't even know  
Wish that I could show him What I'm feeling
'cause I'm feeling my first love 

Mirror on the wall  
Does he care at all 
Will he ever notice me  
Could he ever fall  
Tell me teddy bear  
Why love is so unfair  
Will I ever find a way  
An answer to my prayer  

For my first love  
What I'm dreaming of  
When I go to bed 
When I lay my head upon my pillow 
Don't know what to do  
My first love  
Thinks that I'm to young  
He doesn't even know  
Wish that I could show him what I'm feeling
'cause I'm feeling my first love


--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cinta pertama tidak pernah mati. Bagi saya itu semua memang benar, karena setiap kali saya mendengarkan lagu itu, saya selalu teringat akan cinta pertama saya. (mungkin dulu) saya sangat mencintainya (sampai sekarang pun masih). saya tidak tau mengapa. saya tidak punya satupun 'karena' untuk menjawab setiap pertanyaan 'mengapa' saya begitu mencintainya. entah mengapa (sampai saat inipun) saya mencintainya.

Cinta. Cinta milik semua orang. Karena itu anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Dia memberikan kita hak untuk saling mencintai untuk orang-orang yang patut kita cintai, walaupun awalnya kita dipertemukan dengan orang-orang yang belum tepat. namun, pada akhirnya Dia akan memberikan orang yang paling tepat dan paling cocok untuk kita cintai.

saya sendiri tidak tau apakah dia (sampai sekarang) masih mencintai saya atau tidak. jika memang 'ya' itu menjadi kebahagiaan tersendiri bagi saya, karena cinta saya terbalas. namun jika 'tidak' ya untuk apa saya memaksakan kehendak? cinta tidak bisa dipaksakan. dan sayapun tidak akan memaksakan dia untuk mencintai saya juga.

saya juga belum tau apakah dia adalah orang yang tepat untuk saya cintai atau tidak. tapi untuk saat ini saya masih menganggap dia adalah cinta pertama saya. saya tidak tau apakah nanti kedepannya Dia akan memberikan saya seseorang yang lebih tepat untuk saya cintai. saya tidak tau.

August 17, 2012

kumpul bareng

hari ini tanggal 17 Agustus 2012. tepat saat Indonesia berulang tahun ke-67 yang jatuh waktunya sama seperti hari proklamasi yang jatuh pada hari jumat dan saat bulan Ramadhan. Subhanallah. bisa kebetulan sekali ya?

hari ini saya ada janji untuk ketemuan sama temen-temen SMP saya. niat kami semua ingin jenguk adik barunya Risna dan jenguk Fikri di rumahnya. dan kami pun sepakat janjian di tempat janjian kami seperti biasa, di depan 22, abis selesai upacara di sekolah masing-masing. sepakat janjian jam 9. eh saya molor baru berangkat dari rumah jam setengah 10 :') maaf ya teman, tadi nunggu papa pulang dulu hahaha.

dan pas saya sampe sana, udah rame. aaaaaaa saya kira saya sendiri yang paling telat, ternyata masih ada yg lebih telat daripada saya, Dwi. hohoho. dan terkumpullah segelintir alumni SMPN 22 BDL; saya, rika, loves, devi, dwi, arini, khalid, obi, andri, rizky, ican, siti, risna, anggi, tsalitsa, linda, iga dan galih. yaak sebenernya loves sama siti nyusul ke rumah risna karna ada suatu urusan dulu. Alhamdulillah kumpul-kumpul kali ini bisa lumayan rame karna ada kendaraan yang memadai dan supir-supir yang baik hati. hahaha. kumpul-kumpul kali ini, khalid bawa mobil, obi, rizki, andri, galih, iga, rika, loves sama ican pada bawa motor sendiri. yakk sebenernya kalo masih ada yg mau ikut kumpul-kumpul masih bisa sih. peluang tebengan sangatlah banyak hahaha.

setelah itu diputuskan bahwa tujuan pertama yaitu ke rumah risna dulu. nah pas ke rumah risna ini, saya bareng obi. tadinya sih saya sudah naik mobil khalid, tapi saya dipaksa turun oleh teman-teman untuk bareng obi aja. yasudahlah setelah banyak cengcong, akhirnya saya mengiyakan. dan tertawa lepaslah mereka semua-_-. dijalan ke rumah risna. saya ngga banyak bicara. abisnya bingung mau ngomong apa.

ngga lama dari itu, sampelah kami dirumah risna. wahhh adik barunya lucu sekali. namanya Aulia Tria Ramadhani. ckckck. eh si rika langsung blushing gitu pas tau kalo nama adiknya risna itu aulia. etdah. dan kami pun ngobrol-ngobrol sama mamanya risna sambil ngeliatin adiknya risna. dan sayangnya saya ngga sempat pegang adiknya risna;( tak apalah, dia masih terlalu kecil untuk saya pegang.

ya sekitar satu jam dirumah risna. trus abis itu kami menuju ke arah rumah fikri. kali ini saya disuruh bareng obi lagi, tapi saya ngga mau. takut ada polisi karna saya ngga bawa helm. dan akhirnya saya pun bisa menyusup di mobilnya khalid. wakakak. di mobilnya khalid, ada parfum yang sama seperti parfum mantannya loves. yelaa keusilan loves pun kembali. dia pake nyemprot-nyemprotin parfum ke setiap orang yang ada di mobil. untungnya gue ngga kena. wakakak.

dijalan mau kerumah fikri. si khalid ini bawa mobilnya masyaallah. berasa main bom-bom car yang hampir nabrak. penumpangnya pada pegangan semua. selap selip kanan kiri. masukin persenelengnya pake digeber segala, ngerem mendadak. dan akhirnya tetep ngebut juga. kali ini yg jadi korbannya loves yg kejedut. tapi setelah saya dan teman-teman ocehin, agak mendinganlah dia bawa mobilnya. dan setelah agak mendingan itu. kami nyanyi-nyanyi. bahas sang mantannya loves. begini nih kutipan lagunya : "ke natar-surabaya. marilah naik dengan percuma. ayo kawanku lekas naik. hatiku tak berhenti lama" :D hahahaha gitu bangets yak. tapi seru kok. segala-gala dibahas. ckck.

ngga lama dari itu kami nyampe rumah fikri. saya baru kali ini jenguk fikri, kalo teman-teman saya yg lain sudah ada yg pernah jenguk fikri. astafirullah. sungguh kasian keadaan kaki fikri sekarang. retak gara-gara jatuh saat main bola basket di sekolahnya. kejadiannya sekitar awal puasa. eh malah sebelum puasa. jadi dari saat itu sampe sekarang, dia belum sekolah. fikri, kamu yang sabar ya. kamu harus semangat untuk sembuh. kamu pasti bisa kok^^. doaku menyertaimu teman. kamu pasti sembuh kok.

yaa sekitar 1 jam lah dirumah fikri. yang cowo pada jumatan di masjid deket rumah rizki. jadi yg dirumah fikri tinggal yg cewe-cewe aja. trus jam setengah 1an lah saya pulang duluan. tapi sebelum itu galih sama risna pamit pulang lebih dulu dari saya sama iga. khalid juga malah pamit paling duluan karna dia mau jumatan di rumahnya. yak akhirnya saya juga pulang duluan sama iga. karna saya dianterin iga pulang :D.

hari ini menyenangkan bisa kumpul sama kalian. si tsalitsa yg walaupun sekolahnya diluar lampung, tapi dia masih bisa dateng. dan buat teman-teman, makasih ya sudah bisa kumpul-kumpul bareng hari ini. lumayan saya bisa melepas rindu sama kalian. love you all as always :*

sudahkah kita merdeka?

Setiap kali mendengar lagu “Indonesia Raya” ada perasaan haru yang membuat bulu kuduk bergidik. Magis. Entah mengapa.

Hari ini 17 Agustus 2012. Masih di bulan Ramadan. Konon kabarnya, 17 Agustus 1945 juga jatuh di hari Jumat di bulan Ramadan. Jadi Hari Kemerdekaan tahun ini jatuh di hari yang istimewa.

Tapi sebenarnya, apakah kita sudah benar-benar merdeka? Tak usah membicarakan yang lainnya dulu, mari kita bicara tentang diri kita sendiri: Sudahkah kita memerdekakan diri kita sendiri?

Sudahkah kita memerdekakan diri kita dari kekuatiran?
Sudahkah kita memerdekakan diri kita dari perasaan bersalah?
Sudahkah kita memerdekakan diri kita dari mencintai orang yang salah?

Masihkah kita merantai kepala kita dengan imajinasi yang terbatas?
Masihkah kita merantai tangan kita dengan ketidakmauan dan ketidakmampuan untuk memberi, dan terus menerus menadah mengharap belas kasihan orang lain?
Masihkah kita merantai kaki kita dengan tidak mau berjalan, berlari, dan melompat mencari bahagia?
Masihkah kita merantai hati kita dengan tidak mencintai dengan tulus?


Tapi bagaimana pun, DIRGAHAYU KE-67, INDONESIA! Semoga selalu menjadi rumah bagi semua. Semoga tidak ada lagi KKN, konflik-konflik serta terorisme yang meresahkan masyarakat.
Sekali lagi selamat ulang tahun INDONESIA!

August 16, 2012

If only...

If I could see through your eyes,
I would know what you like to see.

If I knew your wishes,
I could give you everything you want.

If I dreamed the same dreams you do,
Together we could make them come true.

If I knew what makes you happy,
I could make you the happiest person in the world.

But mostly, if I were a cell in your blood,
I would certainly be somewhere in your heart.



Hey you, good night!^^
have sweetheart sweetdreams ♡

it's about love, you and I

I'm not begging you to love me.
I'm not really even asking you.
But, wouldn't it be allright
If I cherished the hope in my heart?
If I yearned to hold your hand.
It would only hurt me - not you.
If you didn't notice me.
My heart would be aching - not yours.
But, if you did notice me,
Or even, by any chance,
Gazed into my eyes,
I would try not to tremble.
But, please.
Don't ask me not to love you...





Untuk Kamu

Untuk yang tersayang dan paling disayang,

Apa kabarmu pagi ini? Bagaimana keadaanmu? Bagaimana harimu?
Ya, tanpa kamu memberikan jawaban kepadaku, aku tahu.

Kamu pasti baik-baik saja.

Kamu tak perlu menanyakan keadaanku bagaimana. Aku tetap seperti yang dulu. Tetap suka Matematika, tetap suka es krim, tetap suka cokelat dan tetap suka kamu. Aku tetap, tak ada yang berubah dariku sedikitpun. Aku tetap seperti pertama kamu kenal dahulu. Dan seperti biasa, aku tetap punya cinta yang tetap untukmu.

Aku tak berharap banyak darimu. Aku tetap disini.

Untukmu.

August 15, 2012

#lamputidur


#lamputidur di kamar aku yg tadinya kuning aku ganti jadi merah. kalo kamu mau cari yang baru silakan aja, aku ngga marah.


#lamputidur dikamar aku yg putus udah diganti. kok kamu yg udah putus ngga cari pengganti? *eaak
 

kamar aku yang tadinya gelap tanpa #lamputidur, sekarang udah terang. hatiku yang dulu gelap, sampe sekarang masih sama, gelapnya.
 

#lamputidur dikamarku sudah kubelikan yang baru. tapi hatiku ngga nemu-nemu yang baru.
 

dua hari yang lalu, #lamputidur-ku putus. berbulan-bulan sudah hatiku pupus.
 

aku susah tidur tanpa #lamputidur. kamu tanpa aku nyenyak-nyenyak aja tuh tidurnya :|
 
 
 
 (terinspirasi dari #lamputidur yang ada di kamarku)
 

Tuhan kirim kau kesini

Tuhan menjadikan langit malam begitu indah dengan menciptakan bulan purnama berpasangan dengan bintang-bintang.
-
Tuhan melengkungkan senyum pada langit malam dengan bulan sabit menjadikannya begitu cantik dan tak jemu dipandang.
-
Tuhan menjaga senyumku dengan cara mengirimkan kamu, untuk menyempurnakan hidup yang kudiami, melengkapi bagian dari hatiku yang sempat hilang.
Tuhan kirim kau ke sini
Untuk kucintai
Untuk menemani hidupku

Tuhan beri kau untukku
Bintang yang kucari
Yang tlah hilang oleh waktu

Saat hidup tak menentu
Tak tentu arah tujuan
Kau datang
Kau tunjukkan aku

Saat harapan memudar
Anganku pun mulai hilang
Kau tetap saja membakar hatiku

Waktu fantasiku telah mati
Kau paksaku terus bermimpi

Waktu semangatku tlah thenti
Kau paksaku tuk terus berlari

Tuhan beri kau untukku
Bintang yang kucari, kini terang.
Tuhan Kirim Kau Kesini

"Orang yang benar mencintai kita, akan mengabarkan banyak hal sekalipun tak penting, tanpa perlu ditanya."

Kamu banget

ingin melukis pelangi pada langitmu

Aku ingin melukis pelangi pada langitmu yang kerapkali kelabu
Membuatnya merah, kuning, hijau di waktu yang bersamaan
Aku suka melihat langitmu berwarna
Mataku betah berlama-lama memandanginya
Jangan, jangan lagi gerimis turun dari awan matamu
Biar ia tak lagi membanjiri bumi dengan kenangan yang tak pernah pergi
Dan rindu yang tak bisa terobati

dia, yang ketiga

Bulan enggan bersinar.
Buket bunga mawar berwarna merah.
Kartu ucapan.
Habiskan asa pada satu kecupan.
Luapkan rindu pada satu pelukan.
Kau melangkah pulang.
Aku tak lagi kan menantimu datang.
Malam kelam.
Hatiku juga, padam.
Cinta di dalamnya remuk redam.

Dia, yang kedua

Tumbuh karena gelak tawa.
Gugur karena bilangan angka.
Hatimu satu, tapi aku bukan satu-satunya yang ada di sana.
Cinta sirna ditelan masa.
Rupanya hati terlalu banyak ditempa luka.
Maka, kata “kita” akhirnya hanyalah sebuah wacana.

Sweet Escape

Aku memandang ke luar jendela. Ada pemandangan senja berupa langit jingga dengan semburat ungu dan pendar kuning sinar matahari, begitu indah. Mobil-mobil dan truk besar lalu lalang di arah sebaliknya. Di luar cuaca cerah, di hatiku cuaca mendung, langit di dalamnya kelabu. Potongan-potongan kecil kenangan pahit tersusun menjadi film yang diputar dalam ingatan. Sekalipun aku mengingat kenangan manis, tetap saja rasanya hambar.

*

Pagi yang cerah di hari Minggu itu, aku sengaja menyiapkan kejutan kecil untuk kekasihku, Emil. Aku akan datang ke rumahnya tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, membawakan makanan kesukaannya bikinanku sendiri dan makan siang bersama merayakan anniversary kami yang ke-2. Aku sengaja pergi lebih awal dari rumahku yang terletak di wilayah Mega Kuningan menuju rumahnya di wilayah Setiabudi. Rupanya Tuhan berbaik hati, jalanan tidak semacet biasanya pada saat menjelang jam makan siang, 10 menit dan aku sudah tiba di depan pintu masuk perumahan tempat kekasihku tinggal. Tepat di saat aku hampir tiba di rumahnya dan hendak memarkirkan mobilku, aku melihat kekasihku, buru-buru kurendahkan kepalaku supaya tidak terlihat olehnya. Aku mengintip dari balik jendela mobilku, dia memang tidak melihat ke arah mobilku yang terletak sekitar 15meter dari rumahnya, dia naik mobil Grand Livina berwarna silver yang ada di depan mobil yang kunaiki. Taksi itu pergi meninggalkan halaman rumahnya.

“Mau kemana dia? Biasanya kalau hari Minggu dia dirumah saja untuk beristirahat atau sekedar refreshing sambil nonton TV dirumahnya.” pikirku dalam hati.

Lalu aku memutuskan untuk mengikutinya, kemudian aku mengikuti taksi yang menjemput kekasihku pergi. Hendak kemana dia? Pergi dengan siapa? Mengapa dia tidak mengabari aku bahwa dia akan pergi di hari ini? Aku coba menenangkan diriku sendiri, perasaanku tidak enak. Bukan karena kejutan kecil ini gagal, tapi sepertinya akan ada sesuatu yang buruk terjadi.

Taksi itu masuk ke apartemen tempat sahabatku, Della, yang tinggal disana di daerah Casablanca-Kuningan. Aku memutuskan untuk diam dulu selama 15 menit didalam mobil , supaya kekasihkuku tidak memergoki aku sedang mengikutinya. Setelah 15 menit berlalu, segera aku masuk ke dalam apartemen. BBM yang kukirimkan tidak dia baca, kutelepon ia ketika aku sudah berada tepat di depan pintu kamarnya. Tidak ada respon. Kuhela nafas, entah apa yang akan kutemukan nanti di dalam, mudah-mudahan bukan sesuatu yang buruk. Aku coba menepis pikiran-pikiran negatifku. Aku mengetuk pintu. Pintu masih belum dibuka. Setelah ketukan ke-10, pintu dibuka, kepala tunanganku mengintip ke luar

“Rea?! Kamu ngapain di sini?!” tanya Emil. Wajahnya tercengang melihatku.

Aku pun tak kalah tercengang melihat Emil berada di rumah sahabatku tanpa sepengetahuanku. Reflek, aku menerobos pintu dan masuk. Di ruang tamunya, Della disana membelakangiku. Lantas aku pun mejunu ke arah Della.

“Re, tunggu!” Emil mencengkeram tangan kiriku dari belakang. Menahan langkahku.

“Apaan sih, apa yang kamu lakukan disini dengannya?” tunjukku ke arah Della. Kuhempaskan cengkeraman tangan Emil.

Emil pasrah. Ia duduk di sofa di ruang tv, menunduk seraya memegangi kepala dengan kedua tangannya. Aku bergegas menuju tempat Della duduk.

“Kamu ngapain disini berduaan dengan pacar saya?!!” sentakku, namun masih menahan diri dari emosi dan amarah.

Emil menuju ke arahku. “Re, kamu jangan salah paham dulu..”

“Please, Mil, let me know from your admission, who the hell she is? How dare she, here with my darling!” teriakku.

“Rea, this is just missunderstanding” ujar Della, perempuan-yang-berdua-duaan-dengan-pacar-orang.
She’s a bitch, indeed! How come she act like nothing happened? rutukku dalam hati.

“She’s right, Re! I don't do anything with her… i'm not love her anyway.. i still love you..” ujar Emil seraya menggenggam kedua tanganku.

“Don’t talk about, Love, Emil! You two here without asked me? Don’t you get any fun while you with me? I did the same way like she did to you, i treat you like a king for two years, i gave you my all but now.. you just told me that you with somebody else for fun? how could you doing this to me, Emil?!!!” Aku mulai terisak. Sekuat tenaga aku mencoba menahan air mataku supaya ia tidak keluar, menahan amarahku agar aku tidak bertindak di luar nalar.

“If you really love me, you will never ever here with her without my permission! You telling me the bitter truth than did a sweetest lie, Emil! Dua  tahun, Emil! Dua tahun kita bareng dan kamu.. Merusak semua yang kita bangun bersama! Kepercayaan aku, impian kita.. Ini yang ke berapa kali, Emil?” tanyaku, sembari terisak.

“………” Emil terdiam, ia memalingkan wajahnya dariku dan menatap ke luar jendela. Aku tahu, Emil tidak suka melihat aku menangis, terlebih lagi aku menangis karena dia. Dia pernah bilang begitu, ketika kami berantem hebat dulu.

“Mil.. Just don’t give me another sweetest lie, please..” 

It’s been.. It’s been, twice, Rea..” Emil menjawab dengan suara lirih.

Oh my Lord, Emil, you cheated on me twice for these 2 years and i just found out about it now!? Tega kamu, Emil.” Kepalaku mulai pening, tubuhku terasa panas. Ya, hal itu kerap kali terjadi saat aku sedang dalam emosi yang tidak stabil, amarah yang begitu besar.

“I’m sorry, Rea.. i mean it! Aku cuma bosan, tertekan dengan persiapan pertunangan kita yang tinggal beberapa bulan lagi. Please, Rea, forgive me! Give me a chance and i will dissapoint you no more! Would you?” Emil berlutut seraya memegangi kedua tanganku. Wajahnya mengiba, entahlah air mata yang ia keluarkan itu bagian dari tipuan atau memang benar apa yang sedang ia rasakan.

“Kenapa kamu nggak bilang dan jujur dari awal tentang apa yang kamu rasakan? It’s too late, Emil. I can’t put my trust on you anymore. My hope in this relationship is broke..” Aku bahkan tak mampu menatap mata Emil, aku takut akan luluh dan memaafkannya kembali sementara hati ini sudah terlanjur ia sakiti. Aku melepaskan genggaman tangan Emil dan melangkah ke arah luar ruangan apartemen Della.

“Rea, don’t leave. Don’t tell me that it’s over. Please, Rea, please..” Emil bangkit dan menghampiriku.

“It’s over and done, Emil. You guys, congratulations for ruining my life. Eat that bitch, Emil, have fun!” Aku membanting pintu apartemen Della dengan kencang. Della diam tanpa sepatah katapun menyaksikan drama kami tadi. Aku pun tak berniat ingin memperpanjang urusan dengan dia, bagiku sudah cukup mimpi buruk ini. Tidak usah diperpanjang lagi.

It’s over and done.. but the heartache lives on inside..(Emotion-Destiny’s Child)

*
“Mbak, mau?” pria yang duduk disebelahku menawarkan keripik Lays rasa rumput laut.
Aku menggeleng. “Nggak, makasih mas!” ujarku.

Lamunanku terhenti. Rasa sesak itu tak pernah benar-benar pergi sekalipun hari-hari telah lama berganti. Aku sudah puas menangis dan mengurung diri berhari-hari. Bahkan setelah hari itu, Emil tak pernah lagi menghubungiku, atau bertemu dengan keluargaku. Keluargaku? Tentu saja kecewa setelah mendengarku bercerita tentang hubungan kami. Papa bahkan melarangku untuk bertemu lagi dengannya, ia mengharamkan nama Emil di rumah kami. Rasanya berat bagiku untuk berdamai dengan kenyataan yang terlalu menyakitkan ini. Pertunangan yang tinggal 3 bulan lagi kandas. Impian masa depan yang kurancang dengan pria yang kucintai, hancur lebur. Setelah masa-masa galau dan patah hati yang kulalui cukup lama, akhirnya aku berhasil menguatkan diri untuk bercerita dengan orang-orang terdekat, terbiasa dengan reaksi mereka setelah mendengar ceritaku, dan memulai beraktivitas lagi. Walaupun, aku belum benar-benar bisa melupakan Emil, tetapi setidaknya aku bisa perlahan-lahan mulai menerima kenyataan bahwa kami tidak bisa bersama lagi.

“Jogja aja, Re..” ujar Indi.

“Bali deh, bareng sama gue yuk, September berangkat!” ujar Igo.

Malam itu, sepulang kerja, aku dan 2 sahabatku-di-jaman-kuliah berkumpul di Starbucks dekat kantorku. Perusahaan tempat kami bekerja berada dalam satu wilayah. Kami sedang berdiskusi mengenai kota tujuan untuk aku berlibur minggu depan.

“Go, September mah kelamaan, gue pengennya minggu depan udah sweet escape kemana gitu. Lagian, liburan kali ini, gue pengen sendirian..” ujarku menanggapi saran Indi dan Igo.

“Ya, elo maunya suasana pantai? gunung? atau gimana?” tanya Indi.

“Hmm, gue pengen tempat yang bisa menyendiri secara tenang. Gue bener-bener pengen refreshing, nggak inget-inget Emil dan kejadian yang nggak ngenakkin itu, Ndi” jawabku.

“Bandung aja!” celetuk Igo.

“Bandung kan suasananya enak, elo ke wilayah Lembang aja, di sana hawanya dingin banget. Bikin tenang. Kuliner lengkap, mau belanja juga gampang. Dekat juga kan dari Jakarta!” tambahnya lagi.

“Iya juga sih, kenapa nggak kepikiran ya? Ok deh, Bandung i’m coming!” ujarku langsung setuju dengan saran dari Igo.

Ya, that’s the simple reason why i’m sit on this seat of the Bus to Bandung. Melupakan kamu, Emil, menghilangkan jejak kamu di setiap celah ingatan. Menghapus bahwa kita pernah ada bersama. Memulai diri aku yang baru.

“AAAAAA..” sebagian besar penghuni bus berteriak, bus dibantingkan ke arah kiri dengan sangat cepat dan…

*
Semua gelap. Sunyi.
“Rea..” sayup terdengar suara seorang perempuan. Aku menoleh, berjalan perlahan sembari mencari arah suara.

“Rea, bangun.” terdengar suara itu lagi. Kali ini ada cahaya samar-samar. Kemudian ada bayangan menghampiriku.

“Rea, bangun nak!” Bayangan itu kian mendekat, suaranya semakin jelas.

“Hhhgghhh” aku tersedak dan terbatuk. Kali ini tidak gelap lagi, ruangan di sekelilingku serba putih, perlahan mulai banyak suara. Aku tidak sendirian rupanya.

“Alhamdulillah, Pa! Papa, Rea sudah sadar!” teriak Mama. Ia menyeka air mata yang mengalir ke pipinya. Menciumiku.

Bergegas Papa ke luar kamar, tak lama kemudian, ia kembali dengan seorang Dokter laki-laki.

“I’m here, my girl!” ujar Papa seraya memelukku.

Aku melihat kakiku digips dan diperban, lengan kananku juga. Di lengan kiri terpasang selang infus. Apa yang telah terjadi? Mengapa aku di rumah sakit?

“Halo, Rea. Saya Dokter Wim, kamu sudah 4 hari koma akibat kecelakaan bus Jakarta-Bandung. Penumpang lainnya luka parah, 2 orang tewas. Bus tersebut kehilangan keseimbangan di KM99 kemudian terbalik.” Dokter itu bercerita sambil melakukan pemeriksaan terhadapku.

“Ke..ce..la..ka..an? Ban..dung?” tanyaku. Tenggorokanku seperti tercekat dan tidak bisa berbicara selancar biasanya.

Papa dan Mama saling berpandangan.

“Iya Rea, tadinya kamu mau liburan di Bandung, sendirian.” ujar Mama menjelaskan.

“Reaaaaa!” Indi berteriak kemudian memelukku.

“Sst, ini rumah sakit, Ndi, bukan pasar!” sahut Igo.

“Oh iya, hehe, maklum gue kesenengan liat nih anak akhirnya udah sadar!” ujar Indi.

Aku tersenyum melihat tingkah konyol Indi. Sahabatku yang satu itu memang spontan orangnya.

“Re, ini buat elo” Igo memberikan buket mawar putih. Ajaib, jarang banget sahabatku yang satu ini bersikap manis seperti sekarang.

“Ma..ka..sih, Go” ujarku.

“Bukan dari gue. Tadi sebelum ke sini kita ketemuan dulu sama Emil. Bunga ini dari dia.” ujar Igo.

“E..mil? E..mil..si..apa?” tanyaku. Sepertinya nama itu asing di telingaku.

“Elo nggak inget, Emil, Re?” tanya Indy dengan ekspresi wajah tercengang.

Aku menggeleng pelan.

“E..mil? E..mil..si..apa?” tanyaku lagi.

Mama dan Papa berpandangan dengan ekspresi heran. Indy dan Igo juga.


Terlintas keinginan tuk dapat
hilang ingatan agar semua terlupakan
dan ku berlari sekencang-kencangnya
tuk melupakanmu yg tlah berpaling
Letih disini…
kuingin hilang ingatan
Letih Disini…..
kuingin hilang ingatan

suara cinta

Aku suka suara yang sunyi,
seperti suara angin yang berbisik
seperti suara hujan yang menitik
seperti suara ranting yang patah
seperti degup jantung ketika jatuh cinta.

Bising, namun sunyi.
Bergetar dalam diam.
Memekik dalam hening.

Dan kamu ada dalam kesunyian,
berteriak
menegur
bernyanyi
mengatakan bahwa kamu cinta.

Kamu.
Selamat pagi ^^

August 14, 2012

malaikat

Kepada kalian para malaikat bernama teman dekat..

Begitu banyak nama yang akan menghabiskan berlembar-lembar surat jika aku sebutkan semua. Jadi, cukup kuwakilkan satu kata saja ya berupa Teman Dekat.

Kalian adalah senyawa o2 pada kehidupanku. Terbayang kan, bagaimana bisa aku hidup tanpa kalian ada di dalamnya? Seringkali aku bersyukur pada Allah karena telah mengirimkan malaikat bernama teman dekat untuk menemani aku melalui saat-saat yang berat. Membuat aku sadar bahwa aku tidak sendirian dan aku senantiasa merasa dicintai.

Selain keluarga, kalian adalah pemompa motivasi yang membuat aku semakin kuat dalam berusaha untuk mewujudkan mimpi. Kalian adalah udara di dalam ruang hampa. Kalian sinar di saat jalan gelap gulita.

Seringkali aku tidak menemukan cara bagaimana aku berterimakasih atas apa yang kalian lakukan. Kalian memang tidak memintanya, tapi aku yang keras kepala ingin memberikannya!

teman-teman dekatku tersayang, terima kasih yaa untuk selalu setia dan tidak bosan menemani perjalanan hidupku yang penuh liku. Maafkan bila aku belum bisa jadi teman terbaik yang seperti kalian harapkan tapi aku mohon, aku jangan kalian tinggalkan. Bukankah selalu ada kata maaf untuk teman yang khilaf? Ah, aku bahkan tak bisa lama-lama marah ketika temanku berbuat salah.. :’)

“Many people will walks in and out of your life, but only true friends will leave a footprint in your life” *unknown*

“Berbagi semua kisah, canda tawa serta ceria, air mata dalam duka kita masih bersama. Raih mimpi indah menghias dunia kita, sahabat yang setia. Betapa bahagia oh diriku bersamamu, mutiara dunia dalam kasih dan harapan” *andien*

“Jika tua nanti kita telah hidup masing-masing, ingatlah hari ini..” *project pop*

Rasanya satu surat ini tidak akan cukup untuk menggambarkan apa yang aku rasakan terhadap kalian. Tapi, aku ingin kalian tahu, bahwa kalian sangat berarti bagi seorang azura. :) love you all as always..

Dari
Seorang teman yang bersyukur memiliki kalian sebagai teman dekatnya. ♥

pemuja rahasia

X: "Ah, sial! Memangnya tidak ada tempat lagi ya selain berlari-lari di labirin pikiranmu?"
Y: "Cuma di labirin pikiranku kamu bisa bebas berlari dan berbuat apa saja sesuka hati, senyaman mungkin seperti di rumahmu sendiri."
X: "Tidakkah kamu lelah lama-lama menahanku disana?"
Y: "Aku lelah. Jika menemukanmu tidak ada disana dan harus mencarimu kemana-mana."
X: "Kenapa harus mencariku? Biarkan saja aku pergi.."
Y: "Karena cuma disana aku bisa memilikimu. Di dunia nyata, kamu bahkan tidak mengenaliku sama sekali........."

hati

Kepada hati yang tidak suka berhati-hati :p

Hai hati,
Apa kabarmu malam ini?
Masih galau lagi?
Ah, aku bisa mengerti kalau hal itu terjadi.
Bukan hal yang mudah memang untuk menghalau galau.
Tapi bukan berarti hal tersebut tidak mungkin terjadi. :)

Terimakasih yaa karena tidak pernah mengeluh walaupun berkali-kali terjatuh! Janji ya, jangan jera berakrab-akrab dengan cinta sekalipun ada luka dibaliknya. Toh, kamu lama-lama terbiasa dan akan semakin kuat karenanya. :)

Maafkan aku yang terkadang kurang koordinasi, sehingga kamu suka memendam sakitmu sendiri. Tapi aku yakin, kamu akan semakin tegar dari hari-ke hari. Aku tidak akan membiarkanmu melemah dan mati suri.

Dear hati,
Senang kan kamu pagi-pagi begini aku surati?
Sampaikan salam yaa, pada lelaki yang masih betah disitu dan belum juga pergi. Bilang sama dia kalau mau pergi pamit dulu, tapi kalau emang dia berani-berani pergi, jangan harap bisa kembali lagi!! *pandangan tajam* *nada mengancam* :p

Selamat pagi, hati.
Selamat pagi juga buat kamu.
:)

dari aku, belahan hatimu.

August 13, 2012

kelas diskon

hahaha. kali ini saya membahas tentang bio di twitter saya.

teman-teman sekelas saya rata-rata pada mencantumkan identitas kelas kami sebagai 'kelas diskon' di bio twitter mereka, yang apa-apanya serba diskon. ya saya sebagai salah satu anggotanya tidak mau ketinggalan dong mencantumkan nama kelas diskon di bio twitter saya. versi bio saya saya buat dua versi, namun yang saya pake versi indonesia aja biar lebih ngena.

versi english







versi Indonesian


yakk. begitulah bio di twitter saya sekarang. saya bangga menjadi bagian dari kelas diskon.

dia, yang pertama

Kau adalah jerat. Mengikat. Membebat.
Kau adalah candu yang kuat.
Tiada detik yang terlewati tanpa kamu di sisi.
Aku pernah bilang, aku butuh sedikit ruang. Kau berang. Kau larang.
Sudah banyak badai yang kita terjang.
Hingga akhirnya, emosi menjajah hati.
Logika kita berperang.
Kamu berhenti, tak lagi ingin berjuang.
Aku pergi, menghilang.
Hanya luka yang kita bawa pulang.
Tapi kamu, selamanya kukenang.
(we both know that we can’t be together for a reason. only one reason.)

kenangan

Untukmu kenangan,
Yang kerap kali menukik tajam pada pikiran.
Aku berserah. Aku menyerah.
Melarut pada laut ingatan tanpa arah.
Sesekali terbawa melaju.
Seringkali terombang-ambing arus masa lalu.

Wahai kenangan.
Pedih yang kau ciptakan.
Menghujam hati hingga kubersimbah darah.
Bulir air mata mengalir dengan amarah.

Wahai kenangan.
Pada akhirnya pekat bahagia yang kau buat.
Dapat menjadi satu-satunya obat.
Sungguh aku terkesan dengan berbagai daya yang kau timbulkan.

Untukmu kenangan.
Ajaklah aku lagi berwisata, menjelajah, dan menapaki jejak yang tertinggal pada palung ingatan.
Sesekali aku perlu merasa dirindukan oleh waktu.

Kepada si Pencipta Rindu

Dear Pecipta Rindu,

Engkau membuatku menulis surat lagi, setelah sekian lama rangkaian kata-kata rapat terkunci. Entah siapa dirimu, dari mana kamu berasal pun aku tidak tahu. Yang aku tahu, hatiku diliputi rindu yang menggebu.

Mengapa harus aku? Tidak bisakah kau ciptakan rindu di tempat lain saja. Kasihan, beban di hati sudah terlalu banyak, pun ia masih dalam tahap penyembuhan. Untuk apa rindu pada sosok yang semu? Nyatanya aku dan dia belum tentu dan belum pernah bertemu.


Wahai pencipta rindu,
Untuk membunuh rindu yang sedemikian tangguh. Adakah yang lebih ampuh dari sekedar tegur sapa atau bertemu? Tolong beritahu aku, sebelum rindu ini benar-benar membatu.

Salam,
Dari yang tercandu rindu, pada sosok yang semu.

kita semua (pernah) punya (patah) hati

Ada hati yang terluka ketika kita bicara mengenai cinta yang tak sama besarnya atau cinta yang dipisahkan oleh sesuatu yang berbeda. 

Dengan mencinta, hati hidup. Dengan terluka, hati belajar dan bertumbuh. 

Kita semua pernah “patah hati” pada suatu masa. Rasanya? Jangan ditanya, sakitnya luar biasa.

Hati yang belajar untuk tetap percaya pada cinta akan tetap hidup dan tumbuh dengan kuat, seiring dengan berjalannya waktu hati akan mulai terbiasa dengan luka yang menerpa. 

Hati yang menyerah pada cinta akan menjadi hati yang lemah, hati yang jera. 

Lalu, apa artinya menjalani hidup jika hati kita mati rasa? 

Tidak ada cinta yang sempurna dari sepasang manusia. Maka belajarlah untuk tetap mencintai kekurangan cinta itu sendiri. Berdamai dengan hati. Berdamai dengan ujian yang Tuhan beri. 

Kita semua pernah patah hati dan ketika kembali mencintai rasanya tidak akan sama lagi. Jika begitu, artinya hatimu hidup, hatimu belajar sesuatu: Jangan khilaf dalam berharap. 

Kali ini kupasrahkan hati ini pada Sang Pemberi Cinta. Jika dia berniat baik maka jagalah hati ini agar tetap mencintai setulusnya dan senantiasa dekatkanlah hati kami berdua.

Jika dia berniat buruk maka kuatkanlah hati ini dari luka yang menerpa, jauhkanlah dia dan dendam diantara kami, dan kembalikanlah hati ini pada seseorang yang memang seharusnya. 

Itu saja. Permintaan yang sederhana kan, Tuhan? Aku yakin Kau bisa mengabulkan. 

*amin*

2 orang yang sama. 1 rasa yang (tak lagi) sama

aku ada di pusara cintamu
sayang aku tak ikut berduka
semilir angin menghembuskan elegi berkabung
untuk kita berdua yang telah lelah bertarung
disini, dihati
sudah tidak tinggal lagi rasa
disini, dihati
kenangan telah menemukan rumahnya

percakapan tadi malam

berawal dari perbincangan tadi malam sama mama di mobil pas mau pergi ke rumah tante.

saya : "Ma, temen-temen SMP aku sekarang penampilannya udah pada berubah loh ma. yang tadinya culun banget, sekarang berubah jadi keren."
mama : "terus kenapa?"
saya : "ya nggapapa sih. cuma bilang aja.."
mama : "hmm.. kamu kan sekarang udah gadis, udah besar, nanti kalo cari pacar pertimbangkan bibit, bebet, bobotnya ya. kalo pacaran jangan diem-diem. suruh main aja ke rumah."
saya : "ih mama ini. siapa juga yang mau pacaran sih ma."
mama : "ya nanti kan siapa tau. masa-masa SMA itu masa-masa lagi suka-sukanya sama orang, baik cewe maupun cowo. mama aja dulu kaya gitu. waktu mama SMA banyak yang suka nebengin mama pulang. dan tiap hari ganti-ganti. ada yang nganterin naik motor, ada yang nganterin naik mobil. yaa dulu di SMA mama, di SMAN 3 Semarang, rata-rata udah banyak yang bawa kendaraan sendiri. jadi ya kalo ada acara, temen-temen mama yang bawa kendaraan pribadi pada jemputin temen-temennya."
saya : "o jadi kalo mama pulang sekolah dulu, yang nganterin pulang beda-beda ya? eyang tau dong."
mama : "iya, ada 2 atau 3 orang gitu yang dulu suka nebengin mama pulang. rumah mama sama SMAN 3 Semarang kan jauh, jadi mama ditebengin gitu.. ya eyang tau lah, kadang nebengin sekalian ngerjain pr di rumah mama.. tapi mama waktu itu ngga pacar-pacaran. semuanya mama jadiin temen. kalo ada yang disir sih hanya dianggap temen spesial aja, bukan pacar."
saya : "owh gitu..."
mama : "punya temen spesial sih boleh, tapi jangan pacar-pacaran dulu ya. sekolah dulu yang bener. capai dulu cita-cita.. kamu jangan liat dia itu siapa,dia itu anak siapa, dia itu lulusan mana, dia itu penampilannya gimana, tapi pertimbangkan juga bibit, bebet, bobotnya. dia itu berasal dari keluarga yang gimana, sifat-sifatnya gimana, pendidikan agama dan moralnya bagus apa engga, pendidikannya gimana, kesehatannya gimana, perhatian sama kasih sayang dia ke kamu gimana, dia bertanggung jawab apa engga, nanti kedepannya dia bisa menghidupi kamu apa engga, nanti keluarganya bisa nerima kamu seutuhnya apa engga.. jangan asal pilih. tapi yang paling penting, kamu liat dia itu tulus engga sama kamu"
saya : "iyaaaa mamaaa."

dan percakapan saya sama mama tadi malampun berakhir karena udah sampe dirumah tante.
(dalam hati saya, saya ini tadi cuma bilang aja kalo temen-temen SMP saya udah banyak berubah. eh malah ditambahin tentang ini itu. hehe. tapi gapapa. nasehat mama memang patut dipatuhi. loveyoumom) 

bisa ditarik kesimpulan sih. semua orang pasti mengalami masa-masa suka sama orang lain saat puber. suka sama orang itu wajar. karena setiap orang pasti mengalami hal itu. cuma ya ada yang cerita ke temen-temennya, ada juga yang dipendam aja dalam hati.

kalo saya? ya saya suka sama seseorang. ya tapi sebatas suka aja. dan tidak berniat untuk memiliki pacar atau dijadikan pacar. ya seperti kata mama itu. jadikan saja dia teman yang spesial dibandingkan teman-teman yang lain. jadi yaa saya sudah dibolehkan memiliki teman spesial, tapi untuk pacar kapan-kapan ajadeh ya. saat ini saya tidak berniat untuk berpacaran.

August 12, 2012

Menyayangimu di luar rencana
Merindukanmu diluar kuasa.
Menafikanmu sebisanya.
Mengenalmu adalah hal yang luar biasa.
Merekam ketampananmu adalah mahakarya
Mengarungi waktu denganmu adalah mimpi yang menjadi nyata.

Kamu.
Selamat malam^^

bulan. langit. matahari.

Langit
Aku mendung.
Bukan, ini bukan pertanda hujan akan bersilaturahmi dengan bumi.
Ini karena kepergian mentari.
Aku bukan lelah dicumbui Matahari, hanya saja dekat dengannya membuat hatiku tersakiti.
Matahari datang dan pergi sesuka hati, kadang ia tinggal sejenak, seringnya beranjak dan entah kapan akan kembali.
Aku mencintainya, walaupun panasnya mampu membunuhku.
Aku mencintainya, walaupun cahayanya dapat membutakan mataku.
Aku mencintai Matahari, sayang, Matahari tidak (mau) tahu.

Bulan.
Aku menunggu Langit berpaling.
Sudah terlalu lama ia menanti Matahari yang entah kapan akan kembali.
Aku perih melihat Langit bersedih.
Hatiku sakit melihat Matahari menyia-nyiakan cinta Langit.
Aku ingin membawakan Langit kebahagiaan.
Aku rindu melihat senyumnya yang membuat aku jatuh cinta.
Langit harus tahu tentang perasaanku.
Akan kutunjukkan padanya, Matahari bukanlah segala-galanya.
——-
Di suatu malam..

Langit:
Bulan begitu setia menemaniku hingga malam tak terasa kelam.
Hingga aku dan dirinya menjadi topik yang paling sering diperbincangkan oleh para bintang.
Entahlah, bersama Bulan aku merasa nyaman.
Namun tetap saja, Matahari di hatiku tak pernah beranjak pergi.
Walau sebenarnya, Matahari tak pernah lagi menemani.

Bulan:
Aku senang mendengarkan celoteh Langit.
Bagiku, tawanya adalah sambungan nyawa.
Kebahagiaannya adalah nafas bagi hatiku.
Aku tahu dia tak lagi bersedih karena Matahari yang tak kembali.
Aku juga tahu, perasaannya terhadap Matahari belum juga pergi.
——-

Langit.
Aku hanya mampu mengagumi sosokmu dari kejauhan.
Selalu saja begitu sedari dulu. Dan.. Masih saja hingga kini seperti itu.
Adalah Bulan yang datang menjanjikan kebahagiaan dan kenyamanan yang selalu aku impikan.
Perhatian dan kasih sayang tulus yang ia berikan, mampu mengobati hati yang letih menanti sang Matahari.
Andai bisa kubalikkan perasaan semudah membalikkan telapak tangan, aku ingin perasaan cinta ini membalas perasaan cinta Bulan.
Andai saja………….

Bulan.
Aku tahu, aku akan menjadi pemenangnya. Sebentar lagi, akulah yang akan menggantikan Matahari.
——-

Langit.
Maafkan aku bulan
Karena tidak dapat mengizinkanmu
Mendominasi bumi menggantikan matahari
Membuat nyata keinginanmu bersinar di siang hari
Jangan, jangan meredup!
Aku mohon agar kau tetap bersinar di bumi pada malam hari
Menemani orang2 yang sedang sepi
Bersembunyi dari matahari
Bercengkerama dengan sunyi
Dan menghantarkan mereka ke dunia mimpi
Mungkin bukan sekarang
Mungkin bukan hari ini
Mungkin esok dan mungkin juga nanti
Satu yang pasti
Hadirmu memiliki arti tersendiri di bumi

Bulan.
Cinta ini ingin memiliki, bukan hanya sekedar memberi.
Hati ini ingin menjaga dan merengkuh hatinya yang rapuh.
Tapi, sepertinya percuma.
Aku hanya akan jadi yang kedua di dalam kehidupannya.
Karena di hatinya, masih sang Matahari yang jadi juaranya.
Jika ia benar-benar bahagia dengan perasaannya ini.
Untuk apa aku paksakan perasaanku terhadapnya?
Apakah ia akan benar-benar bahagia dengan perasaan yang aku punya?
Apakah aku akan benar-benar bahagia dengan perasaan yang akan ia berikan?

——-

Langit.
Bulan hanya datang sesekali.
Kalaupun ia datang, ia hanya bertamu, kemudian berlalu.
Kamu menghilang kemana, Bulan?
Tanpamu, Langit malam ini begitu kelam, perasaanku tak karuan

Bulan.
Mungkin Langit perlu jarak supaya ia tahu siapa yang ia benar-benar rindukan.
Sebenarnya aku tersiksa karena tak lagi bisa sepanjang waktu menemaninya.
Ini pertarungan antara ego dan perasaanku.
Dan semua butuh ditunaikan, butuh penyelesaian.
Langit dan aku perlu tahu, disaat kita sama-sama menjauh, perasaan siapa yang akan jadi pemenangnya.

——-

Langit.
Aku dahaga akan sapaan ringan sang Bulan.
Sejenak Ia kembali.
Rinduku terobati.
Walaupun tak sepenuhnya.
Walaupun Bulan pergi lagi sesudahnya

Bulan.
Aku rindu Langit, boleh ya kali ini saja aku sapa dia?
Supaya rindu dalam hati tak lagi bergemuruh.
Sejenak saja, rindu ini butuh Langit untuk berlabuh.

Langit.
Sebuah sapaan singkat
Penghilang penat sesaat
Di penghujung malam yang pekat
Ah, rinduku semakin membebat!

Langit dan Bulan.
Bulan: Langitpun menjadi tidak pasti bagiku, walaupun.
Langit: Walaupun?
Bulan: Langit tidak pasti walaupun Langit mau bersamaku, aku berusaha sekuat tenaga dan menyayangi Langit dengan sepenuh hati. Tetap saja belum pasti kita bisa bahagia dengan bisa sama-sama saling memiliki.
*entah mengapa Langit merasa kelabu*

Bulan.
Aku menyerah, bukan berarti aku kalah.
Perasaan Langit terhadap Matahari sangat besar, bahkan melebihi perasaanku terhadap Langit.
Ada yang lebih membutuhkan perasaan ini dibandingkan Langit.

Langit.
Bulan gundah gulana
Bukan aku karenanya.
Entah siapa yang ia nanti kabarnya
Ada sedikit kecewa
Merasa tak lagi ia puja

——-

Langit.
Malamku serasa pincang.
Karena bulan dan bintang tak lagi menemaniku berbincang.
Andai Bulan mau bersabar sebentar,
Perasaan ini akan dengan mudah terhantar.
Karena perasaanku pada sang Matahari mulai memudar.
Tepat di saat Bulan memilih untuk menghindar.

My moon, my man
So changeable and
Such a loveable lamb to me
Take it slow
Take it easy on me
And shed some light
Shed some light on me please
Take it slow
And shed some light
Shed some light on me please
My moon and me
Not as good as we’ve been

kangen.

Kangen itu seperti default program yang ada di pikiranku ketika kita tidak bertemu. Program yang tidak pernah bisa di-uninstall.
Kangen itu sesekali melihat ke layar hp hanya untuk memastikan aku tidak terlambat membalas pesanmu.
Kangen itu cemas apabila seharian tak tahu kabar darimu.
Kangen itu desiran halus yang mampu membuat hati perih saat sosokmu tak tertangkap indera penglihatanku.
Kangen itu sesekali menggerogoti logika, sejatinya hati yang jadi juaranya.
Kangen itu membangunkan harapan, harapan akan sebuah pertemuan.
Kangen itu semacam keracunan. Ya, kehadiranmu adalah racun.

Aku kangen kamu.
:)

Tulang Rusuk

Wanita adalah tulang rusuknya Pria.
Saya adalah tulang rusuk seseorang di luar sana.
Entah milik siapa.
Ada milyaran manusia berjenis kelamin pria tersebar di seluruh dunia.
Jadi bukan tak mungkin jika ternyata pemilik tulang rusuk ini adalah orang asing.
Atau bahkan orang yang sudah lama ada di hidup saya.
Pemilik tulang rusuk dan tulang rusuknya pasti tidak akan tertukar.
Hanya mungkin belum waktunya untuk bertemu.
Untuk saling menemukan satu sama lain.
Hai, kamu.
Tulang rusukmu ada di sini!

#langitmalam #bintang #kita

Kadang-kadang langit bisa kelihatan seperti lembar hitam yang kosong. 
Padahal sebenarnya tidak. 
Bintang kamu tetap ada di sana. 
Bumi hanya sedang berputar.
Pada akhirnya, tidak ada yang bisa memaksa. 
Tidak juga janji, atau kesetiaan. 
Tidak ada. 
Sekalipun akhirnya dia memilih untuk tetap bersamamu, hatinya tidak bisa dipaksa oleh apa pun, oleh siapa pun.
Tapi yang namanya hati selalu punya aturan sendiri. 
Berhenti berpikir pakai kepala. 
Secerdas-cerdasnya otak kamu, nggak mungkin bisa dipakai untuk mengerti hati. 
Dengerin aja hati kamu. 
Kalau memang betul kata hati kamu, ikuti saja. 
Nggak akan pernah mungkin salah.
Hati tidak pernah memilih. 
Hati dipilih. 
Karena hati tidak perlu memilih. 
Ia selalu tahu ke mana harus berlabuh.
Sepertinya langit ini kosong. 
Tapi kita tahu, langit tidak pernah kosong. 
Ada banyak bintang. 
Bahkan tidak terhingga banyaknya. 
Kamu harus percaya itu. 
Langit ini cuma tertutup awan. 
Kalau kamu bisa menyibak awan-awan itu. 
Kamu akan menemukan banyak sekali bintang. 
Dan dari sekian banyak bintang, akan ada satu yang berjodoh dengan kita.



cerita rindu, tak tersampaikan

rindu itu dimulai dari sini:
detik pertama sejak pandangan mata berpisah.

tahu kah?
rindu tak harus karena berjarak, bersama duduk bersisian pun tetap merasa rindu. seperti rindu yang tak pernah habis.

aku suka menumpuk rindu, di jendela-jendela, di lemari kaca, di laci-laci meja.
bahkan rindu pun ada berjejal di saku-saku yang ada di setiap pakaianku.

aku suka menyesakkan rindu ke dalam bantal berkain lusuh, sambil mendengar langkah hujan berlarian dengan sepatu bututnya.


aku suka menyelipkan rindu di rak-rak buku, di gantungan baju, bahkan di kotak sepatu.
lihat di ranjang tua, rindu menghambur begitu saja.

aku suka menuliskan rindu di dinding kamar, di segala penjuru hingga berpijar.
sesak tak berspasi dan menggambarnya hingga ke langit-langit kamar.

tetapi,
ketika sebuah kata rindu mulai sulit tersampaikan, maka kini hanya dapat menyimpan rindu di hati, sendirian.

ada saat ketika aku menumpuk rindu yang menggebu dan tak dapat disampaikan, lalu mereka akan bersesakkan di lemari kamar.

ada saat ketika aku menggenggam rindu setiap hari dan hanya dapat menyembunyikannya di saku baju ini.

ada saat ketika aku menuliskan rindu tanpa henti tetapi akhirnya tak terbaca karena air mata.

ada saat ketika aku menghilang, menepiskan rindu dari pandangan, berpura-pura tak merasakan.
dan aku suka bersembunyi dalam gelap, tak terlihat.
aku suka meringkuk di sudut sepi, sangat sunyi.
aku suka memudarkan diri: sendiri.

lalu rindu itu dimulai dari sini:
detik pertama setelah pesan terakhir terbaca.
seperti kata-kata yang berserakan ini, tak dapat dihentikan lagi.

nyimpen kangen ke orang itu gak enak tau. kayak bunuh diri pelan-pelan.

tentang janji

seberapa penting kah sebuah janji?

bagi saya,
janji adalah hal penting, tak boleh sembarang diucapkan.

saya selalu berusaha menepati semua janji yang saya ucap. jika ada yang (tampak seolah-olah) tak ditepati, berarti belum saja, suatu saat pasti akan saya tepati juga. mungkin karena situasi yang tak memungkinkan. mungkin saya terlupa, karena ingatan yang menua, jadi ingatkan lah saya.

ketika tak bisa menepati suatu janji, sebisa mungkin saya akan mengatakan dengan terus terang, tak membiarkan orang lain berharap-harap. entah, mungkin akan ada yang kecewa (mungkin..), tapi jauh lebih baik daripada mengabaikannya diam-diam. setidaknya tak membuat orang lain menunggu terlalu dalam.

kini, saya tak lagi peduli, tak lagi menanggapi dengan serius.
tak pernah lagi berharap bahwa semua janji yang diucapkan oleh orang-orang untuk saya, akan dapat mereka tepati sepenuhnya.

tampaknya saya merasa sering menemukan janji-janji orang lain yang tak ditepati, dan saya pun biasanya hanya berpura-pura mengabaikan. tapi kini saya akan menganggap semua adalah kata-kata biasa. mungkin semacam basa-basi agar obrolan tak menjadi semakin basi. bukan berarti saya menjadi meremehkan setiap ucapan, tapi hanya berusaha tak berharap lebih banyak. ditepati ya syukur, tak ditepati ya biarkan lah, apalagi jika sebuah janji itu dilupakan. ah sudah lah. seperti inilah yang saya terapkan sekarang.

saya pun kini selalu berhati-hati ketika mengucap suatu janji, khawatir tidak mampu menepatinya nanti.

lalu apakah ada janji yang terucap untuk kalian-kalian yang belum saya lunaskan? ingatkan saya, jika memang ada. karena ingatan yang berkarat, sehingga terkadang ada hal yang tak lagi melekat.

[catatan (mungkin) penting: saya tidak sok bersih, mungkin saja saya pun juga pernah tak bisa menepati suatu janji. tapi semoga hal semacam itu tak akan pernah terulang lagi.]

(P.S. oya kamu masih punya dua janji terhadap saya. dan kamu bekum menepatinya. aku hanya mengingatkan)

it reminds me of you

Hari ini aku bermimpi. 
Aku bermimpi menuliskan buku dongeng pertamaku 
Sejak kamu membuatkanku ilustrasi-ilustrasi ini, aku merasa mimpiku semakin dekat. 
Belum pernah sedekat ini. 
Hari ini aku juga bermimpi. 
Aku bermimpi bisa selamanya menulis dongeng. 
Aku bermimpi bisa berbagi dunia itu bersama kamu dan ilustrasimu. 
Bersama kamu, aku tidak takut lagi menjadi pemimpi. 
Bersama kamu, aku ingin memberi judul bagi buku ini. 
Karena hanya bersama kamu, segalanya terasa dekat, segala sesuatunya ada, segala sesuatunya benar. 
Dan bumi hanyalah sebutir debu di bawah telapak kaki kita. 
Hatimu mungkin memilihku seperti juga hatiku selalu memilihmu.
Tapi, hati bisa bertumbuh dan bertahan dengan pilihan lain.
Kadang begitu saja sudah cukup, sekarang aku pun merasa cukup.

ketika hujan

untukmu:
yang jauh di sana.

bagaimana dirimu?
apakah hujan di tempatmu?
apakah dingin seperti di sini?

siang ini, aku terjaga dan tak menemukan dirimu di sana saat ku membuka mata. yang kudengar hanyalah titik-titik hujan yang jatuh mendera atap ini, bukan suaramu. yang kulihat adalah langit-langit hampa dan ruangan yang kosong ini, tak ada sosok dirimu.

tanpa disadari, hari-hari kemarin, kita masih bercakap. berbincang riang. bersenda-gurau. duduk saling berdiam. tapi hari ini, hujan, dan aku mulai menyadari bahwa kini aku sendiri. benar-benar sendirian. dan kamu, sekarang benar-benar tak ada lagi di sini. mengapa harus tiba-tiba seperti ini? bukankah seharusnya kita selalu bersama? bukankah hanya maut yang dapat memisahkan kita?

aku bahkan tidak sempat bertanya apakah kamu pun menyukai hujan, seperti aku yang sangat menyukai hujan. dan apakah kamu akan marah jika melihatku basah kunyup di bawah hujan sendirian?

sore ini, hujan sudah berhenti. tapi di sudut mataku, hujan masih jatuh tak terkendali.
aku sudah berjanji akan menuliskan surat untukmu setiap hari. sampai aku
bosan dan berhenti.

berbahagialah.
hingga kita kembali bertemu mata.

salam
aku,
yang selalu mencintaimu.
*dan pesawat kertas pun terbang tinggi*

diantara langit dan kelabu

untukmu:
- yang jauh di sana.

langit sore ini kelabu.
seperti bersedih. seolah merasa terjebak di antara hitam dan putih. seperti pikiranku hari ini. atau mungkin ia sibuk bercermin pada rumah-rumah kaca yang telah melubangi kepalanya, pada permukaan lautan yang berguncang, bergemuruh kencang. meski udara mendingin, tapi tubuhku menghangat di sini. apakah itu kamu, yang menghangatkanku?

tampaknya aku demam, karena memikirkanmu semalaman.

coba sekarang kamu lihatlah keluar jendela. di sana, hujan jatuh dengan menyedihkan. perhatikan cara mereka jatuh, satu persatu. sendu sekali, bukan? seperti diriku saat kamu tinggalkan.

ah, seharusnya ini adalah surat cinta. seharusnya berisi kata-kata yang menyenangkan.tapi bukankah cinta memang tak selalu menggembirakan? tapi bukankah seharusnya cinta itu harus membahagiakan? atau, aku salah?

bersamamu, aku bahagia.
yang kusesali hanyalah mengapa engkau pergi begitu saja. setidaknya jelaskan. bagaimana bisa aku membiarkanmu di luaran sana sendiri berjalan. kamu yang ceroboh dan sering bertindak tanpa dipikirkan terlebih dahulu. tapi.. mungkin kebiasaanmu itu benar, bisa saja terlalu banyak berpikir malah akhirnya tidak berbuat apa-apa, seperti diriku ini.

tanpamu, aku tetap akan bahagia, asalkan dirimu dapat menemukan kebahagiaan di sana. di tempatmu sekarang. bersama siapa pun yang menemani hari-harimu yang semoga saja tidak sepi, tak seperti di tempat ini.

terus berbahagialah,
hingga kita menua.

salam
aku,
yang selalu mencintaimu.

*dan pesawat kertas pun terbang tinggi*

ketika hujan jatuh

Aku mendengar suara langkah hujan yang mengendap-endap di atap rumah, ketika gulungan awan kelabu menyesaki langit siang yang menggerutu. Dan pada hijaunya rerumputan, aku bicara. Pudar. Dan pada hijaunya dedaunan, aku berkata. Pekat tak lagi samar.

Aku mendengar suara langkah hujan perlahan menapak-napak di sela atap. Berjingkat bersembunyi. Semacam takut jika kehadirannya kuketahui. Dan pada memerahnya tanah, aku bicara. Mati. Dan pada merahnya pagar-pagar rumah, aku berkata. Menusuk dan tajammu merintih.

Aku mendengar suara langkah-langkah hujan yang mulai berlarian. Bergemuruh kencang dari jauh seperti derap pasukan perang. Berlari, beraturan, seolah menghindari musim bermukim di langit kelam. Dan pada putihnya dinding-dinding rumah, aku bicara. Terkikis, tak dapat menangis. Dan pada cokelatnya noda-noda tanah yang berhamburan tak terarah, aku berkata. Bergembiralah.

Aku semakin mendengar suara langkah hujan yang berjatuh-jatuhan bersama tubuh gemuknya. Berdebam-debum di sana di sini. Tumpah. Menjatuhkan diri tanpa bersisa. Dan pada rentanya pepohonan, aku bicara. Kesepian, tidak kah tumbang saat petang menjelang? Dan pada muramnya dinding yang mendingin, aku berkata. Diabaikan, tidak kah bagimu itu menyenangkan?

Aku masih mendengarkan hujan berteriak tak bertuju. Dan aku meracau tak menentu. Bagaimana hujan dapat mengerti aku jika kami tak saling berucap kata? Dan pada birunya yang hilang, aku tak ingin bicara. Tercekat, terhimpit sangat. Dan pada kelabunya yang usang, aku tak lagi berkata. Sunyi, meredupi suara. Terhenti.

Lalu langkah hujan tampak lunglai, bergegas menjemput badai.

Flickr