untukmu:
- yang jauh di sana.
langit sore ini kelabu.
seperti bersedih. seolah merasa terjebak di antara hitam dan putih. seperti pikiranku hari ini. atau mungkin ia sibuk bercermin pada rumah-rumah kaca yang telah melubangi kepalanya, pada permukaan lautan yang berguncang, bergemuruh kencang. meski udara mendingin, tapi tubuhku menghangat di sini. apakah itu kamu, yang menghangatkanku?
tampaknya aku demam, karena memikirkanmu semalaman.
coba sekarang kamu lihatlah keluar jendela. di sana, hujan jatuh dengan menyedihkan. perhatikan cara mereka jatuh, satu persatu. sendu sekali, bukan? seperti diriku saat kamu tinggalkan.
ah, seharusnya ini adalah surat cinta. seharusnya berisi kata-kata yang menyenangkan.tapi bukankah cinta memang tak selalu menggembirakan? tapi bukankah seharusnya cinta itu harus membahagiakan? atau, aku salah?
bersamamu, aku bahagia.
yang kusesali hanyalah mengapa engkau pergi begitu saja. setidaknya jelaskan. bagaimana bisa aku membiarkanmu di luaran sana sendiri berjalan. kamu yang ceroboh dan sering bertindak tanpa dipikirkan terlebih dahulu. tapi.. mungkin kebiasaanmu itu benar, bisa saja terlalu banyak berpikir malah akhirnya tidak berbuat apa-apa, seperti diriku ini.
tanpamu, aku tetap akan bahagia, asalkan dirimu dapat menemukan kebahagiaan di sana. di tempatmu sekarang. bersama siapa pun yang menemani hari-harimu yang semoga saja tidak sepi, tak seperti di tempat ini.
terus berbahagialah,
hingga kita menua.
salam
aku,
yang selalu mencintaimu.
*dan pesawat kertas pun terbang tinggi*
- yang jauh di sana.
langit sore ini kelabu.
seperti bersedih. seolah merasa terjebak di antara hitam dan putih. seperti pikiranku hari ini. atau mungkin ia sibuk bercermin pada rumah-rumah kaca yang telah melubangi kepalanya, pada permukaan lautan yang berguncang, bergemuruh kencang. meski udara mendingin, tapi tubuhku menghangat di sini. apakah itu kamu, yang menghangatkanku?
tampaknya aku demam, karena memikirkanmu semalaman.
coba sekarang kamu lihatlah keluar jendela. di sana, hujan jatuh dengan menyedihkan. perhatikan cara mereka jatuh, satu persatu. sendu sekali, bukan? seperti diriku saat kamu tinggalkan.
ah, seharusnya ini adalah surat cinta. seharusnya berisi kata-kata yang menyenangkan.tapi bukankah cinta memang tak selalu menggembirakan? tapi bukankah seharusnya cinta itu harus membahagiakan? atau, aku salah?
bersamamu, aku bahagia.
yang kusesali hanyalah mengapa engkau pergi begitu saja. setidaknya jelaskan. bagaimana bisa aku membiarkanmu di luaran sana sendiri berjalan. kamu yang ceroboh dan sering bertindak tanpa dipikirkan terlebih dahulu. tapi.. mungkin kebiasaanmu itu benar, bisa saja terlalu banyak berpikir malah akhirnya tidak berbuat apa-apa, seperti diriku ini.
tanpamu, aku tetap akan bahagia, asalkan dirimu dapat menemukan kebahagiaan di sana. di tempatmu sekarang. bersama siapa pun yang menemani hari-harimu yang semoga saja tidak sepi, tak seperti di tempat ini.
terus berbahagialah,
hingga kita menua.
salam
aku,
yang selalu mencintaimu.
*dan pesawat kertas pun terbang tinggi*
No comments:
Post a Comment