Ada rindu yang tanpa kata-kata pun getarannya bisa menembus seluruh
jiwa dan raga. Ada rindu yang tiba melalui mimpi. Lalu ada rindu yang
tidak akan tersampaikan jika tak terucapkan.
Dan rindu yang sekarang ada di dalam sukma, adalah keduanya. Duhai engkau yang ada di dalam kisi-kisi kepala: Aku rindu. Sampaikah getarannya di sana? Bergetarkah sanubarimu ketika mengingatku? Jika tidak, mungkin rindu ini harus kembali aku masukkan ke dalam lemari pendingin. Biarkan dia beku sendiri di sana agar tidak membusuk. Biarkan nanti aku berikan kepada seseorang yang mampu merindukanku sedemikian hebatnya, seperti aku merindukannya. Tidak boleh ada tangan yang bertepuk sebelah, atau kaki yang melangkah tanpa pasangannya. Sepi itu memang si pelaknat yang sesungguhnya.
Jika rindu adalah racun, maka aku mungkin akan mati malam ini.
Selamatkan aku. Aku belum ingin mati secepat ini. Demi apa pun.
Aku. Sang Perindu.
Dan rindu yang sekarang ada di dalam sukma, adalah keduanya. Duhai engkau yang ada di dalam kisi-kisi kepala: Aku rindu. Sampaikah getarannya di sana? Bergetarkah sanubarimu ketika mengingatku? Jika tidak, mungkin rindu ini harus kembali aku masukkan ke dalam lemari pendingin. Biarkan dia beku sendiri di sana agar tidak membusuk. Biarkan nanti aku berikan kepada seseorang yang mampu merindukanku sedemikian hebatnya, seperti aku merindukannya. Tidak boleh ada tangan yang bertepuk sebelah, atau kaki yang melangkah tanpa pasangannya. Sepi itu memang si pelaknat yang sesungguhnya.
Jika rindu adalah racun, maka aku mungkin akan mati malam ini.
Selamatkan aku. Aku belum ingin mati secepat ini. Demi apa pun.
Aku. Sang Perindu.
No comments:
Post a Comment