“Aku ingin bahagia.”
Kamu masih kata-kataku itu?
Seharusnya ya,
karena itu alasanku untuk pergi.
“Aku ingin bahagia.”
Seingatku, kamu tidak berkata apa-apa.
Kamu diam, entah mengapa.
Hanya kamu dan Tuhan yang tahu.
“Aku ingin bahagia.”
Dan sepertinya kamu belum ingin bahagia.
Juga tidak mengizinkanku
untuk membuatmu bahagia.
“Aku ingin bahagia.”
Meskipun kamu belum menginginkannya.
Aku tidak mau memaksa,
tidak juga iba dan bertanya, “Mengapa?”
“Aku ingin bahagia.”
Dengan segala cara apa,
aku ingin bahagia.
Dengan cara meratap pun.
Seperti ini.
Kamu masih kata-kataku itu?
Seharusnya ya,
karena itu alasanku untuk pergi.
“Aku ingin bahagia.”
Seingatku, kamu tidak berkata apa-apa.
Kamu diam, entah mengapa.
Hanya kamu dan Tuhan yang tahu.
“Aku ingin bahagia.”
Dan sepertinya kamu belum ingin bahagia.
Juga tidak mengizinkanku
untuk membuatmu bahagia.
“Aku ingin bahagia.”
Meskipun kamu belum menginginkannya.
Aku tidak mau memaksa,
tidak juga iba dan bertanya, “Mengapa?”
“Aku ingin bahagia.”
Dengan segala cara apa,
aku ingin bahagia.
Dengan cara meratap pun.
Seperti ini.
Aku ingin bahagia.
Dengan atau tanpa kamu.
Dengan atau tanpa kamu.
Aku akan bahagia.
No comments:
Post a Comment